ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA
Wujud (ada) -nya Allah SWT adalah
sesuatu yang badihiyah.untuk membuktikan wujud-Nya dapat
dikemukakan beberapa dalil,antara lain;
dikemukakan beberapa dalil,antara lain;
1. Dalil Fitrah
Allah SWT menciptakan manusia dengan
fitrah bertuhan atau dengan kata lain setiap anak manusia di lahirkan sebagai
seorang muslim.seperti dalam hadis yang artinya;“Setiap anak di lahirkan dalam keadaan
fitrah,maka ibu bapak-nyalah(yang akan berperan) ’mengubah’ anak itu menjadi
seorang Yahudi,atau Nasrani,atau Majusi.....’’(HR.Bukhari). Jadi hadits di atas bisa kita pahami ‘’
setiap anak di lahirkan sebagai seseorang muslim’’.Namun demikian fitrah manusia
tersebut barulah merupakan potensi dasar yang harus di pelihara dan di
kembangkan.Apabila fitrah tersebut tertutup oleh beberapa faktor luar,manusia
akan lari dan menentang fitrahnya sendiri.
Seperti dalam Al-quran (Yunus 10;22) yang
artinnya;‘’ Dialah Tuhan yang menjadikan kamu
dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.Sehingga apabila kamu berada di
dalam di dalam bahtera,dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada
di dalamnya dengan tiupan angin yang baik,dan mereka bergembira
karenanya,datanglah angin badai,dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru
menimpanya,dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya) ,maka mereka
berdo’a kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata mata. (Mereka
berkata) ’’sesungguhnya jika Engkau
menyelamatkan kami dari bahaya ini,pastilah kami akan termasuk
orang-orang yang bersyukur.’’(Yunus 10;22)
Dengan demikian fitrah ini,kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa secara esensi tidak ada seorang manusia pun yang
tidak bertuhan.Yang ada hanyalah mereka mempertuhankan sesuatu yang bukan Tuhan yang sebenarnya (Allah). Misalkan seorang atheis mempertuhankan
‘’atheisme’’, seorang materialis mempertuhankan ‘’materialisme.
22. Dalil Akal
Dengan menggunakan akal pikiran
untuk merenungkan dirinya sendiri,alam semesta dan lain lainnya seorang manusia
bisa membuktikan adanya Tuhan.seperti dalam surah (AL-Mukmin 40;67) yang artinya;’’Dialah yang
menciptakan kamu dari tanah kemudian setetes air mani,sesudah itu dari segumpal
darah,kemudian di lahirkannya kamu sebagai seorang anak,kemudian (kamu di
biarkan hidup)supaya kamu sampai kepada masa (dewasa) ,kemudian (di biarkan kamu hidup) sampai
tua,di antara kamu ada yang di wafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang di
tentukan dan supaya kamu memahami (Nya)’’.(AL-Mukmin 40:67).
Untuk membuktikan adanya Tuhan (Allah
SWT) dapat di pakai beberapa ‘’qonun’’(teori,hukum) antara lain;
a.Qanun al-‘illah
‘illah artinya sebab.Segala sesuatu ada
sebabnya.setiap perubahan tentu ada yang
sebab terjadinya perubahan itu.
b.Qanun
al-Wujub
Wujub artinya Wajib.Wujud segala sesuatu
tidak bisa terlepas dari salah satu
kemungkinan:Wajjib,mustahil atau mungkin tentang alam semesta.
c.Qanun
al-Huduts
Huduts artinya baru.Alam semesta seluruh
adalah sesuatu yang hadits (baru,ada awal) ,bukan sesuatu yang qodim (tidak
berawal).
d.Qanun
an-Nizham
Nizham artinya aturan,teratur.Alam semesta
denga seluruh isinya seperti matahari,bulan,bintang,dan planet-planet lainnya
termasuk bumi dengan segala isinya adalah sesuatu yang ‘’sangat teratur’’.
1.Fenomena
Terjadinya Alam
2Fenomena
Kehendak
3Fenomena
Kehidupan
4Fenomena
Pengabulan Do’a
5Fenomena
Hidayah
6Fenomena
Kreasi
7Fenomena
Hikmah
8Fenomena
Inayah
9Fenomena
Kesatuan
33.
Dalil
Naqli
Sekalipun secara fitrah manusia bisa
mengakui adanya Tuhan,dan dengan akal pikiran manusia bisa membuktikanya,namun
manusia tetap memerlukan dalil naqli (Al-Qur’an
dan Sunnah) untuk membimbing manusia mengenal Tuhan yang sebenarnya (Allah SWT) dengan segala asma dan sifat-Nya.Dalam pasal
wujud Allah SWT ada beberapa hal pokok yang dikemukakan seagai berikut:
a.Allah
SWT adalah Al-Awwal artinya tidak ada permulaan bagi wujud-Nya.Dia juga
Al-Akhir artinya tidak ada akhir dari wujud-Nya.seperti dalam surat (Al-Hadid 57;3) yang artinya
‘’Dialah Yang Awal dan yang Akhir,yang Zhahir dan yang Bathin,dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu’’.(Al-Hadid 57:3)
b.Tidak
ada satu pun yang menyerupai-Nya
‘’Tidak ada sesuatu pun yang serupa
dengan Dia,dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat
c. Allah SWT Maha Esa
‘’katakanlah”Dia-lah Allah,Yang Maha
Melihat’’(Al-ikhlas 112:1)
d.
Allah SWT mempunyai al-Asma’wa shiffaat (Nama-nama dan sifat-sifat) yang di sebutkan-Nya untuk Diri-Nya di dalam
Al-Qur’an serta semua nama dan sifat yang di tuturkan untuknya oleh Rosulullah
SAW
B. TAUHIDULLAH SWT
Esensi iman kepada Allah SWT adalah
Tauhid yaitu meng-esakan-Nya,baik dalam zat,asma’ was-shiffaat,maupun af’al (perbuatan) -Nya.
Secara sederhana Tauhid dapat di bagi dalam
tiga tingkatan atau tahapan yaitu:1.Tauhid Rububiyah (mengimani Allah SWT ssebagai satu satunya
Rabb) .2.Tauhid Mulkiyah (mengimani
Allah SWT sebagai satu satunya Malik) 3.Tauhid
Illahi-yah (mengimani Allah SWT sebagai
satu satun Illah) .Penyederhanaan ke dalam tiga tingkatan di atas didasarkan
kepada firman Allah SWT:
‘’Segala
puji Allah Tuhan semesta alam’’(Al-Fatihah1;2)
‘’
Yang menguasai hari pembalasan’’(Al-F atihah1:4)
‘’Hanya
Kepada Engkaulah kamu menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan.’’(Al-Fatihah1;5)
1 1. Tauhid Rububiyah
Secara etimologis kata ‘’Rabb’’ sebenarnya
mempunyai bnayak arti,antara lain
menumbuhkan,mengembangkan,mendidik,memelihara,memperbaiki.untuk lebih sederhana
dalam hubungannya dengan Rububiyatullah kita mengambil beberapa arti saja yaitu
menciptakan,memberi rezeki,memelihara.. (dari beberapa pengertian etimologis
diatas) dan sebagaian arti Rabb kita
masukan secara khusus ke dalam pengertian Mulkiyah seperti memimpin dan
menyelesaikan suatu perkara.
22. Tauhid Mulkiyah
kata Malik
yang berarti raja dan Malik yang berarti memiliki berakar dari akar kata yang
sama yaitu ma-la-ka.keduannya
mempunyai relevansi makna yang kuat.kita banyak menemukan ayat-ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan bahwa Allah SWT adalah Pemilik dan Raja langit dan bumi dan
seluruh isinya yang artinya ‘’Tiadakah
kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah?Dan tiada
bagimu selain Allah seorang pelindung mamupun seorang penolong (Al-Baqarah l-Qur’an
2:107).
T3. Tauhid Illahiyah
Kata Ilah
berakar dari kata a-la-ha (alif-lam-ha) yang mempunyai arti antara lain
tenang,lindunga cinta dan
sembah(‘abada).seperti yang di nyatakan oleh Allah SWT dalam kitab suci
Al-Qur’an yang artinya:’'Aku berlindung
kepada Allah akan termasuk golongan orang-orang yang jahil(Al-Baqarah
2:67).
Di antara makna Illah di atas yang
paling esensi adalah makna’abada (‘ain-ba-dal) yang artinya hamba sahaya,patuh
dan tunduk.Jadi Tauhid Illahiyah adalah mengimani Allah SWT sebagai satu
satunya Al-Ma’bud (yang di sembah) .Antara ketiga dimensi Tauhhid di atas
berlaku dua teori (dua dalil)yaitu:
a4. Dalil at-Talazum
Talazum
artinya Kemestian.Maksudnya setiap orang yang menyakini Tauhid Rububiyah semestinya menyakini Tauhid Mulkiyah,dan menyakini Tauhid
Illahiyah.Dengan kata lain Tauhid Mulkiyah
adalah konsekuensi logis dari Tauhid Rububiyah.Tauhid
Illahiyah adalah konsekuensi logis
dari Tauhid Mulkiyah.Apabila terhenti
pada Rububiyah saja atau pada Mulkiyah saja tentu ada sesuatu yang
tidak logis.
b5. Dalil
at-Tadhamun
Tadhamun adalah cakupan.Maksudnya
setiap orang yang sudah sampai ke tingkat Tauhid Illahiyah tentunnya sudah
melalui dua tauhid sebelumnya .
C. MAKNA ‘’LA ILAHA
ILLALLAH
Bahwa sudah di uraikan pada bagian sebelumnya
kata ‘’Illah’’mempunyai arti yang sangat luas mencangkup pengertian Rububiyah
dan Mulkiyah.
Iqrar
La Ilaha Illallah bersifat komprehensif,mencangkup pengertian:
-La Khaliqa Illallah(Tidak Ada Yang Maha Menciptakan Kecuali Allah)
-La Raziqa Illallah(Tidak Ada Yang Maha Memberi Rezeki Kecuali
Allah)
-La Hafiza Illallah(Tidak Ada Yang Maha Memelihara Kecuali Allah)
-La Ma’buda
Illallah(Tidak Ada Yang Maha Disembah Kecuali Allah)
D .HAKIKAT DAN
DAMPAK DUA KALIMAT SYAHADAT
Iqrar La
Ilaha Illallah harus di ikuti Iqrar
Muhammad Rosulullah .Dua Iqrar itulah yang dikenal dengan dua kalimat
syahadat (syahadatain)yang menjadi gerbang pintu seseorang memasuki dien Allah
SWT.
Kata asyhadu
secara etimologis berakar dari kata syaha-da
yang mempunyai tiga pengertian:musyahadah(menyaksikan),syahadah(kesaksian)dan half(sumpah)
Antara ketiga pengertian di atas
terdapat relevansi yang kuat.Seseorang
akan bersumpah bila dia memberi kesaksian,dan dia akan memberikan
kesaksian bila dia menyaksikan.
Berdasarkan pengertian etimologis di atas
maka Syahadah seseorang (bahwa
sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Allah semata,dan sesungguhnya Muhammad itu
utusan Allah)harus mencangkup ketiga pengertian di atas:musyahadah(dengan hati dan pikiran),syahadah(dengan lisan),dan half(dengan
menghilangkan segala keraguan)
Inti dari
syahadah yang pertama adalah
beribadah hanya kepada Allah SWT semata.kedua
adalah menjadikan Rasulullah SAW sebagai titik pusat keteladanan(uswah
hasanah)baik dalam hubungan dengan Allah SWT (hablun minallah)secara
vertikal,maupun dalam hubungan dengan manusia(hablun minannas)secara
horizontal.
Berdasarkan ayat di atas Abdullah
Nasih’ulwan membagi cinta (al-mahabbah)kepada
tiga tingkatan:
·
.Al-Mahabbatul Ula,yaitu mencintai
Allah,Rasul-Nya dan jihad fi sabilillah
·
.Al-Mahabbatul
Wustha,yaitu mencintai segala sesuatu yang boleh di cintai oleh Allah dan
Rasul-Nya dengan cara yang di izinkan-Nya.seperti cinta kepada anak-anak,ibu-bapak,suami
atau istri.
·
.Al-Mahabbatul Adnan, yaitu mencintai
anak-anak,ibu bapak,suami atau istri,karib kerabat.
Disamping cinta,seorang muslim yang
mengiqrarkan dua kalimah syahadah akan memiliki sikap ridha di dalam
dirinya.ridha terhadap Allah dan Rasul-Nya.Ridha lahir batin,tanpa ada sedikit
pun rasa tidak puas terhadap dirinya.
Cinta dan ridha diwujudkan dengan taat
kepada Allah dan Rasul-Nya,seperti dalam
surat (An-Nisa’ 4:65)yang artinya:’’Barang siapa yang mentaati Rasul
itu,sesungguhnya ia telah mentaati Allah.Dan barangsiapa yang berpaling (dari
ketaatan itu)maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka.’’(An-Nisa’ 4:80)
Sebagai dampak dari syahadatain,tiga
unsur pokok yang memiliki manusia:hati,akal,dan jasad,akan mendapatkan celupan,warna
,identitas(shibghah)dari Allah sehingga
v dari
hatinya lahirlah keyakinan yang benar(al-‘itiqad as-sha-hih),melahirkan
motivasi(niat)yang ikhlas.
v dari
akalnya lahirlah pikiran-pikiran yang islam (al-afkar al-islamiyah).
v dari
jasadnya lahirlah amal shalih.
v bagai
tanfiz dari keinginan hati dan rancangan akal.
E.E. YANG MEMBATALKAN
DUA KALIMAT SYAHADAT
Banyak sikap atau perbuatan seorang
muslim yang bisa membatalkan dua kalimah syahadah.Sa’id Hawwa menerangkan dua puluh hal
yang membatalkannya yaitu sebagai
berikut:
11.
Bertawakkal
bukan kepada Allah SWT
Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk
berusaha dan berikhtiar.Tapi melarang
kita bertawakkal kepada usaha atau ikhtiar tersebut.kita harus
bertawakkal kepada Allah SWT semata.
2. Tidak mengakui
bahwa semua nikmat lahir maupun batin-adalah karunia Allah SWT
Semua muslim wajib mengakui bahwa semua
nikmat yang dia peroleh di dunia ini dari Allah SWT.Manusia tidak boleh
mengklaim bahwa nikmat yang dia peroleh itu hanyalah semata-mata karena
usahanya,sebab bagaimanapun dia berusaha kalau Allah SWT tidak berkenan ,dia
tidak akan mendapatkannya.
32. Beramal dengan
tujuan selain Allah
Seorang muslim harus beramal karena
Allah SWT.Dengan demikian seorang muslim tidak boleh berbuat karena sesuatu
yang lain,misalnya karena nasionalisme.
43. Memberikan hak
menghalalkan dan mengharamkan,hak memerintah dan melarang,atau hak menentukan
syari’at atau hukum pada umumnya kepada selain Allah SWT
Hak menentukan hukum atau syari’at hanyalah
milik Allah;seperti dalam surah (Al-An’am 6:57) yang artinya:’’Hak menentukan hukum itu hanyalah
milik Allah semata’’(Al-An’am 6:57)
44. Taat secara
mutlak kepada selain Allah dan Rasul-Nya
Seorang muslim hanya di benarkan taat
secara mutlak kepada Allah dan Rasul-Nya.sedangkan taat kepada Ulil Amri haruslah terbatas,selama masih
dalam ruang lingkup taat kepada Allah dan Rsul-Nya.
65. Tidak menegakkan
hukum Allah SWT
Berdasarkan firman Allah SWT yang
artinya;’’Barang siapa yang tidak
berhukum dengan hukum yang di turunkan Allah mereka adalah orang-orang
kafir’’.(Al-Maidah 5;44)
76. Membenci
islam,seluruh atau sebagainnya
Allah berfirman yang artinya:’’Dan
orang-orang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal
mereka.yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa
yang diturunkan Allah,lalu Allah menghapuskan (pahala)amal-amal
mereka.’’(Muhammad 47:8-9)
87. Mencintai
kehidupan dunia melebihi akhirat atau menjadikan dunia segala-galanya
98. Memperolok-olok
Al-Qur’an dan sunnah,atau orang –orang yang menegakkan keduannya,atau memperolok-olok
hukum Allah atau syi’ar islam
Allah SWT menjelaskan di dalam Al-Qur’an
bahwa orang-orang munafiklah yang suka memperolok-olok islam
110. Menghalalkan apa
yang di haramkan oleh Allah,dan mengharamkan apa yang di halalkan-Nya
Perbuatan menghalalkan yang di haramkan oleh
Allah dan sebaliknya itu termasuk kebohongan terhadap Allah.
111. Tidak beriman
dengan seluruh nash –nash Al-Qur’an dan sunnah
Nash-nash
Al-Qur’an dan sunnah adalah suatu kesatuan yang wajib diimani
keseluruhannya.Menolak sebagian berarti menolak keseluruhannya.
112. Mengangkat
orang-orang kafir dan munafik menjadi pemimpin dan tidak mencintai orang-orang
yang beraqidah Islam.
113. Tidak beradab
dalam bergaul dengan Rasulullah SWT
Ancaman penghapusan pahala amalan adalah
indikator kemurtadn karena sanksi yang sama di jatuhkan Allah kepada
orang-orang murtad.seperti dalam surat (Al-Baqarah 2:217) yang artinya ‘’Barang
siapa yang murtad di antara kamu dari agamannya,lalu dia mati dalam
kekafiran,maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat,dan
mereka itulah penghuni neraka,mereka kekal di dalamnya.’’(Al-Baqarah 2:217).
114. Tidak menyenang
Tauhid,malah menyenangi kemusyrikan.
Allah berfirman dalam surah (Az-Zumar
39:45) yang artinya ‘’Dan apabila nama Allah saja yang di sebut,kesallah hati
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,dan apabila nama
sembahan-sembahan selain Allah yang di
sebut,tiba-tiba mereka girang hati.’’(Az-Zumar 39:45)
115. Menyatakan bahwa
makna yang tersirat (batin) dari suatu ayat bertentangan dengan makna yang
tersurat (sesuai dengan pengertian bahasa)
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT
dalam bahasa arab yang bisa di mengerti maknannya.Oleh sebab itu penafsiran
suatu ayat tidak boleh lari dari konteks bahasa Arab itu sendiri.karena akan
menyebabkan penyelewengan-penyelewengan penafsiran yang sangat berbahaya bagi
orisinalitas Islam.
116. Memungkiri salah
satu asma,sifat dan af’al Allah SWT
117. Memungkiri salah
satu sifat Rasulullah SAW yang telah di tetapkan oleh Allah SWT,atau memberinya
sifat yang tidak baik,atau tidak menyakininnya sebagai contoh teladan utama
bagi umat manusia
118. Mengkafirkan
orang Islam atau menghalalkan darah-nya,atau tidak mengkafirkan orang kafir.
119. Beribadah bukan
kepada Allah SWT.
Seperti misalnya :ruku’ dan sujud
kepada selain Allah,tawaf tidak di baitullah,meminta atau berdo’a kepada selain
Allah,menyembelih binatang untuk di persembahkan kepada selain Allah.
220. Melakukan syirik
kecil
Yang di maksud dengan syirik kecil adalah
syirik yang tidak membatalkan dua kalimah syahadah secara menyeluruh,tetapi
membatalkan dua kalimah syahadah dalam amalan iitu saja.Misalnya mengerjakan
sholat karena ingin di puji orang
FF. AL-ASMA’WAS-SHIFAT
Al-Asma’
artinya nama-nama,dan as-Shifat
artinya sifat-sifat.Allah SWT memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang
menunjukkan ke –Mahasempurnaan-Nya.Metode iman dengan al-asma’was-shifat ada
dua:pertama: itsbat,kedua,Nafyu.itsbat maksudnya mengimani bahwa Allah SWT memiliki al-asma’ was-shifat yang menunjukkan
ke-Mahasempurnaan-Nya,Misalnya Allah SWT Maha mendengar,Maha Melihat.sedangkan Nafyu maksudnya menafikan atau menolak
segala segala al-asma’ was-shifat
yang menunjukan ketidak-sempurnaan-Nya,Misalnya dengan menafikan adanya makhluk
yang menyerupai Allah SWT,
Ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan secara lebih khusus:
ü Janganlah
memberi nama Allah SWT dengan nama-nama yang tidak di sebutkan di dalam
Al-Qur’an
ü Jangan
menyamakan(tamtsil),atau memiripkan(tasybih)Zat Allah SWT,sifat-sifat dan af’al(perbuatan)-Nya dengan makhluk mana pun.
ü Mengimani
al-asma’ was shifat bagi Allah SWT harus apa adanya tanpa menanyakan atau
mempertanyakann ‘’bagaimana’’nya.
ü Dalam
satu hadits di sebutkan bahwa Allah SWTmempunyai 99 nama.
ü Di
samping istilah al-asma’al-husna ada
lagi istilah ‘’ismul-lah al-a’zham’’yaitu
nama-nama Allah SWT yang di terangkan di dalam do’a.
G. ILMU ALLAH
Dalam paragraf ini kita akan coba untuk
menguraikan secara ringkas tentang keluasan ilmu Allah.bagaimana Allah
menurunkan ssebagian kecil dari ilmu-Nya untuk umat manusia,bagaimana konsep
kebenaran ilmu,dan apa hikmah memahami dan mengimani Ilmu Allah SWT tersebut.
a1.ILMU Allah tidak
terbatas
Allah mempunyai ilmu yang tidak
terbatas,Dia mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi,baik yang ghaib
maupun yang nyata.seperti dalam surah (Al-Hajj 22:70)yang artinya’’Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah
mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi’’(Al-Hajj 22:70)
b2. Ayat-Ayat
Qauliyah dan Ayat-Ayat Kauniyah
Allah SWT menuangkan sebagaian kecil
dari ilmu-Nya kepada umat manusia melalui ayat-ayat Qauliyah dan ayat-ayat Kauniyah,atau melalui wahyu dan alam
semesta,
Wahyu yang di maksudkan di atas adalah
wahyu dlam pengertian isthilahi yaitu’’Kalamullah yang di turunkan kepada
Nabi-nabi dan Rasul-Rasul yang menjadi hudan
(petunjuk )bagi umat manusia.’’baik yang di turunkan langsung,dari belakang
tabir(min wara’ hijab)maupun yang di
turunkan melalui malaikat jibril,Wahyu memiliki pengertian yang
bermacam-macam,antara lain:1.Ilham Fitri,seperti
wahyu yang di berikan kepada ibu Nab Musa untk menyusukan Musa yang masih
bayi(Al-Qashash 28:7)2.Instink Haryawan,seperti
wahyu yang di berikan kepada lebah untuk bersarang di bukit-bukit,(An-Nahl
16:68)3.Isyarat,seperti yang di
wahyukan oleh Nabi Zakaria kepada kaumnyauntuk bertasbih pagi dan sore(Maryam
19:11)4.Perintah Allah kepada Malaikat
untuk mengerjakan sesuatu seperti perintah Allah kepada malaikat untuk membantu
kaum muslimin dalam perang badar(Al-Anfal 8:12)5.Bisikan syaitan(Al-An’am 6:121)
Ayat-ayat qauliyah mengisyaratkan kepada
umat manusia untuk mencari ilmu dari alam semesta,manusia harus berusaha membacanya,mempelajari.Dengan
mempelajari ,mangamati dan merenungkan alam semesta(al-Kaun)dengan segala
isinya,manusia dapat melahirkan berbagai di siplin ilmu seperti
Kosmologi,Botani,sedangkan dari
mempelajari wahyu manusia melahirkan berbagai ilmu seperti Tafsir,Ilmu
Tafsir,Fiqih.
c3.Konsep Kebenaran
Ilmu
Wahyu (Al-Qur’an dan sunnah)memiliki
nilai kebenaran yang mutlak(al-haqiqahal-mutlaqah)karena langsung berasal dari
Allah dan Rasul-Nya).Sedangkan ilmu yang di dapat dari alam semesta memiliki
nilai kebenaran yang nisbi(relatif)
dan tajribi(eksperimentatif)atau
dengan istilah al-haqiqah at-tajribiyah
d4. Hikmah Mengimani
Ilmu Allah
Ada beberapa hikmahyang dapat di petik
oleh setiap orang yang beriman dengan ilmu Allah,yaitu:
1.Membuat manusia sadar
betapa tidak berarti dirinya di hadapan Allah SWT
2.Dengan menyadari
bahwa ilmu Allah sangat luas,tidak ada satu pun-betapa pun kecil dan halusnya
yang luput dari ilmu-Nya
3.Keyakinan terhadap
ilmu Allah bisa menjadi terapi yang ampuh untuk segala penyelewengan
,penipuan,dan kemaksiatan lainnya.
H. MA’IYYATULLAH
Ma’iyyah
berasal dari kata ma’a,artinya
bersama.Ma’iyyatullah berarti kebersamaan Allah SWT.
Al-Ma’iyyah
Al-Amah
Allah SWT selalu bersama selluruh
manusia,baik yang mukmin maupun yang kafir.yang taat maupun yang durhaka.Oleh
sebab itu Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk berbuat ihsan,seperti
dalam surah (Al—Qashash 28:77)yang artinya ‘’Berbuat ihsanlah kamu sebagaimana
Allah telah berbuat ihsan kepada engkau...’’(Al-Qashash 28:77).
La. AMa’iyyah
Al-Khashah
Tidak
semua manusia dapat merespon muraqabatullah
dan ihsanullah sebagaimana
mestinya,malah banyak yang tidak menyadari bahwa setiap hari,setiap jam dirinya
selalu di bawah pengawasan Allah SWT.Akibatnya banyak manusia yang berbuat
semena-mena,merugikan manusia dan kemanusiaan.Orang-orang semacam ini tidak
akan mendapat ma’iyyah secara khusus
dari Allah SWT,artinya mereka tidak akan mendapatkan dukungan dan pertolongan
dari Allah SWT atau dengan istilah lain mereka tidak akan mendapatkan ta’yidullah dan nashrun minallah dalam kehidupan
mereka baik di dunia maupun di akhirat.Di antara sifat-sifat orang yang
beriman yang dapat merespon muraqabatullah
dan ihsanullah secara baik adalah
sifat sabar dan taqwa.Sabar dalam mulkiyah misalnya seluruh dimensinya:sabar dalam
taat dalam menghadapi musibah dan sabar dalam amar ma’ruf nahi mungkar.Taqwa
yaitu berusaha optimal melaksanakan perintah Allah SWT dan optimal meninggalkan
larangan-Nya.
I1. SYIRIK
Syirik adalah mempersekutukan Allah SWT
dengan makhluk-Nya,baik dalam dimensi rububiyah,mulkiyah,maupun
ilahiyah,secara langsung atau tidak,secara nyata atau terselubung.
Dalam dimensi rububiyah misalnya menyakini bahwa ada makhluk yang mampu menolak
segala kemudharatan dan meraih segala kemanfaatan,atau dapat memberi
berkat,seperti kesaksian para Wali Allah.Dalam dimensi mulkiyah misalnya mematuhi sepenuhnya para penguasa
non-muslim.Dimensi ilahiyah misalnya
berdo’a kepada Allah melalui perantara orang yang sudah meninggal dunia.
Dilihat dari sifat dan tingkatan
sanksinya,syirik dapat dibagi dua,Syirik besar(as-syirku-al-akbar) dan syirik kecil(as-syirku-al-asghar).
aa. Syirik Besar
Syirik besar adalah’’Menjadikan bagi
Allah sekutu (niddan) yang (dia)berdo’a kepadanya seperti berdo’a kepada Allah,takut,harap dan cinta kepadanya
seperti kepada Allah,atau melakukan satu bentuk ibadah kepadanya seperti ibadah
kepada Allah’’.(Kitab al-Qaul as-Sadid,As-sa’adi,tt.,29)
syirik besar itu ada yang zhahirun
jaliyun(nampak nyata),seperti menyembah berhala,matahari,bulan,bintang.Dan
ada yang bathinun khafiyun(tersembunyi)seperti
berdo’a kepada orang yang sudah
meninggal,meminta di sembuhkan penyakit,di hindarkan dari bahaya.Di sebut khafiyun(tersembunyi)karena yang berdo’a
tidak pernah mengakui bahwa ia meminta kepada orang mati,dia menganggap bahwa
orang mati sebagai perantara agar do’anya di kabulkan oleh Allah SWT.
bb. Syirik Kecil
Syirik kecil adalah:’’Semua perkataan
dan perbuatan yang akan membawa seseorang kepada kemusyrikan .Syirik kecil
termasuk dosa besar yang di khawatirkan akan mengantarkan pelakunya kepada
syirik besar.Di antara amal perbuatan yang termasuk syirik kecil ini adalah:
a. Bersumpah
dengan selain Allah
b. Memakai
azimat(untuk menolak bahaya atau memurahkan rezeki)
c. Menggunakan
mantra-mantra untuk menolak kejahatan,pengobatan
d. Sihir
e. Ramalan
atau Perbintangan(astrologi)
f. .Bernazar
kepada selain Allah
g. Menyembelih
binatang atau mempersembahkan kurban bukan kepada Allah SWT
h. Riya
Secara khusus Rasulullah SAW
mengingatkan akan bahaya salah satu syirik kecil yaitu Riya. Seperti dalam
hadis yang diriwayatkan oleh(HR.Ahmad)yang artinya:’’Sesungguhnya sesuatu yang
paling aku takuti terjadi pada kalian adalah syirik kecil.’’Sahabat
bertanya:’’Apa syirik kecil itu ya Rasulullah?’’Rasulullah menjawab
‘’Riya.’’(HR.Ahmad)
Riya pada hakikatnya adalah melakukan
sesuatu karena ingin di lihat atau ingin di puji orang lain.Apabila seseorang
melakukan sesuatu hanya karena ingin
di puji orang lain,maka berarti ia telah melakukan syirik kecil.Inilah yang paling di takuti oleh Rasulullah SAW
terjadi pada umatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar